Text
Cantik itu dari hati
Maaf, Bu. Kami datang terlambat, sesal Shafa.
Bu Indri tersenyum dan menggeleng.
Tidak, ayo masuk! Bu Guru hanya mau menimbang berat badan kalian, jelas Bu Indri.
Berat Badan? Aduhh, bisa malu aku nanti, batin Tisya.
Sekarang giliran kamu, Shafa. Setelah itu Tisya, ujar Bu Indri.
Jantung Tisya semakin berdegup kencang. Akankah teman-temannya menertawakannya nanti?
Tisya, kenapa melamun? Ayo, giliran kamu! bujuk Bu Indri.
Tisya tampak murung dan tidak bersemangat. Namun, dia naik juga ke atas timbangan.
Baiklah, Tisya. Berat badan kamu 54 kilogram, kata Bu Indri.
Saat itu juga, tawa teman-teman Tisya menggelegar.
Hahaha.... Dasar gembrot! Punya body, tuh, kayak aku, dong. Langsing! ejek Valerina.
Tisya hanya bisa menahan malu. Dia seperti hendak menangis.
Waaahhh ... kasihan Tisya, ya? Dia ditertawakan oleh teman-temannya gara-gara badannya gendut. Hmmm ... padahal, menertawakan dan mengejek teman itu perbuatan yang tidak baik, kan?
Tapi, Tisya beruntung. Tak semua temannya menertawakannya. Ada Shafa yang bersimpati padanya. Dari Shafa, Tisya jadi tahu arti sebuah persahabatan tulus. Tisya juga jadi sadar bahwa kecantikan itu tidak hanya berupa cantiknya wajah dan bagusnya bentuk badan saja. Tapi, kebaikan hati itulah yang utama.
Selain kisah tentang Tisya itu tadi, di buku ini ada banyak cerpen lainnya yang asyik, lho. Sueeeeerrr, deh! Ceritanya keren-keren. Kamu akan menemukan berbagai cerita seputar persahabatan dan juga persaudaraan yang mengharukan. Selamat membaca, ya!
A00135 | 899.221 3 MEI c | My Library (rak 800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain