Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan proses belajar dan mengajar di Indonesia. Kebijakan baru ini dikenal dengan Kurikulum Merdeka, atau dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal dengan KurMer. Kurikulum ini merupakan bentuk evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum 2013. Dikutip dari laman Kemdikbud, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Dalam pelaksanaan KurMer, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan perangkat ajar, sehingga diharapkan pembelajaran bisa berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Salah satu konsep dari kurikulum ini adalah adanya pembelajaran yang berbasis projek. Projek ini bertujuan untuk mengembangkan soft skill serta karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila. Dalam pelaksanaannya, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila lebih dikenal dengan istilah P5. P5 di SD Islam Surya Buana kelas 1 dan 4 telah dilaksanakan pada tanggal 3 – 22 November 2022.
Menurut Kemendikbud Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada bukunya, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, mengenai Profil Pelajar Pancasila adalah “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”. Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut, Profil Pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi, fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi Profil Pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0.
Mengapa SD Islam Surya Buana perlu melaksanakan P5 ini? Selain projek merupakan salah satu program pada kurikulum merdeka, di SD Islam Surya Buana masih banyak peserta didik yang belum mengenali dirinya sendiri, misalnya asal atau suku. Mereka akan dikenalkan dengan dunia luar yang sangat luas dan memiliki berbagai keunikan, hal ini supaya pikiran peserta didik menjadi terbuka dan lebih kreatif.
Tema yang diangkat dalam P5 di SD Islam Surya Buana kali ini merupakan salah satu dari tujuh tema yang dirumuskan dalam Naskah Profil Pelajar Pancasila yaitu “Bangunlah Jiwa dan Raganya” dengan topik “Kesejahteraan Diriku: dari Saya dan untuk Saya”. Projek ini dibuat agar dapat membentuk peserta didik dengan karakter Pancasila dan ketahanan diri yang kuat sesuai dengan keseimbangan olah rasa, olah pikir, olah raga, dan olah karsa yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Subtema yang dikembangkan pada projek ini di antaranya sebagai berikut: Projek Itu Asyik, Lhoo!, Amazing Me, Menggambar Diri, Keberagaman di Keluargaku, Keberagaman di Sekolah, Bhineka Tunggal Ika, Pelangi SDI Surya Buana, Keliling Kota Malang, Salam Satu Jiwa, Jelajah Kota Malang, Pemimpin yang Dicintai Rakyat, dan No Bullying Campaign.
Projek yang mengintegrasikan dimensi Profil Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat memberi kesempatan kepada pihak sekolah, guru, dan peserta didik khususnya, untuk mengerti dan menyadari pentingnya kesejahteraan dirinya dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu, projek dengan metode student-centered ini dapat menghasilkan banyak hal positif yang berguna untuk diri mereka sendiri dan orang di sekitar mereka.
Pada akhir projek ini, peserta didik diharapkan dapat mengerti tentang dirinya sendiri, mencintai dirinya sendiri, mengerti semua emosi yang mereka rasakan dan peduli terhadap kesehatannya, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisiknya. Peserta didik juga diharapkan dapat mencari berbagai kegiatan lain yang dapat membantu mereka dalam menjaga kesejahteraan dirinya serta mengajak orang lain untuk menyadari dan menjaga kesehatan mental mereka.
Seluruh kegiatan projek ini diakhiri dengan pameran karya yang memamerkan karya-karya peserta didik selama melaksanakan projek dan penampilan sendratari yang disesuaikan dengan tema projek, yaitu salah satunya adalah Bhineka Tungal Ika pada acara Haflah Nisfu Sannah dengan judul Sendratari Berkebhinekaan Nusantara. (Syl)