Full Day School menerapkan suatu konsep dasar ‘Integrated Activity’ dan ‘Integrated Curriculum’ (Azizah, 2004:11). Pada penerapan Full Day School untuk model ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam Full Day School semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Adapun proses inti sistem pembelajaran full day school antara lain adalah :
1.) Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, transformatif sekaligus intensif. Sistem persekolahan dengan pola full day school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.) Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan adalah sistem relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang membosankan.
Dalam sistem penerapan fullday school ini, diterapkan juga format game (bermain), dengan tujuan agar proses pembelajaran penuh dengan kegembiraan , penuh dengan permainan-permainan yang menarik bagi siswa untuk belajar. Walaupun berlangsung selama sehari penuh, hal ini sesuai dengan teori Bloom dan Yacom, yang menyatakan bahwa metode game (bermain) dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan kegembiraan dalam mengajarkan dan mendorong tercapainya tujuan-tujuan instruksional.
Seperti siswa kelas VI-B SD Islam Surya Buana yang telah asyik bermain snake and ladder sambil belajar mata pelajaran tema 2 (Kerukunan dalam Perbedaan). Aturan permainannya yaitu siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu papan snake and ladder, dadu, gico (semacam benda yang digunakan untuk jago). Apabila mendapatkan gambar tangga maka jago akan berjalan naik, tetapi jika mendapatkan ular maka jago akan turun ke posisi yang lebih rendah dan mengambil kartu pertanyaan yang sudah disediakan. Apabila bisa menjawab pertanyaan maka pemain boleh melanjutkan perjalanan, akan tetapi jika tidak bisa menjawab pertanyaan maka akan kehilangan kesempatan melempar dadu satu kali. Jika masing-masing kelompok sudah ada pemenang, maka pemenang di masing-masing kelompoknya akan di kompetisikan lagi dengan kelompok lain sehingga hanya akan ada juara 1,2, dan 3 saja. Pemenang juara 1,2,3 akan mendapatkan reward dari guru. Sedangkan yang kalah akan mendapatkan kartu punishment yang berisi perintah untuk melakukan sesuatu.
Dengan melakukan game ini, siswa merasa gembira karena bisa bermain sambil belajar dan bisa menghilangkan kejenuhan. Menerapkan berbagai macam game salah satunya game snake and ladder ini setelah jam makan siang bisa membantu siswa merasa fresh kembali. Semua teknik bukanlah tujuan, melainkan sekedar rencana untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan kualitas/mutu pendidikan.
Oleh Bu Novi Eka Sulistyawati, S.Pd.
Guru Kelas VI B
SD Islam Surya Buana Malang
Sumber Literasi :
Azizah, Annisa Nurul. 2014. Program Full Day School dalam Pengembangan Kemandirian Siswa. Yogyakarta.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu . Bandung : Remaja Rosdakarya.